Sabtu, 16 April 2011

Mengenal BIOS

Mengenal BIOS

BIOS (Basic Input Ouput System) merupakan sebuah chip yang diisi dengan cara elektromagnetis (pencahayaan), dan umumnya tersimpan dalam chip EPROM (Erasable Programmable ROM) atau EEPROM (Electrical Erasable PROM) sehingga teknologi saat ini dapat mengupdate BIOS (flashing). Ada banyak merek dipasaran antara lain AMI AWARD, Phoenix, dll tergantung dari merek Motherboard yang digunakan, biasanya Motherboard yang ada pada computer build up terdapat BIOS yang dibuat sendiri dari vendornya (seperti: Dell, Hp, Acer).
Beberapa pilihan pada BIOS Setup dapat diibaratkan seperti sumber tenaga bagi komputer kita, sebagai contoh Setup untuk optimalisasi memori, pengaturan FSB multiplexing, serta voltase untuk memori dan processor dapat dilakukan melalui pilihan di BIOS. Apabila kita melewatkan untuk mengaktifkan cache memory maka yang terjadi adalah lambatnya kerja komputer. Padahal cache memory dapat mempercepat kinerja dengan cara membantu transfer data dari memory utama ke processor.
Ada banyak pilihan di dalam BIOS, umumnya dibagi dalam beberapa kategori. seperti: Standard CMOS, BIOS Features, Power Management, Integrated Systems, dll.
Setiap kategori terdiri dari beberapa pilihan, misalnya:
· Standar CMOS Setup: konfigurasi hardware yang paling dasar seperti date, time, hd, drive, dan video
· Bios Features Setup: konfigurasi untuk tingkat lanjutan seperti Virus warning, CPU internal Cache, External Cache, Quick Power On Self Test, Boot Sequences, dan lain-lain.
· Advanced Chipset Features: pilihan untuk mengoptimalkan bagi yang expert dan professional, DRAM timing, CAS Latency, SDRAM cycle length, AGP aperture, AGV mode.
· Integrated Peripherals: mengendalikan fungsi-fungsi tambahan pada motherboard seperti port serial mau pun paralel. Nonaktifkan (disabled) saja yang tidak Anda butuhkan untuk dapat membebaskan IRQ.
· PnP/PCI Configurations: Sebaiknya pilih semua konfigurasi pada pilihan Auto, kecuali port USB atau grafik 3D yang sering membuat masalah. Bila demikian berikan interrupt tersendiri.
· Load BIOS Default & Load SETUP default: untuk mengembalikan fungsi secara standar sebelum diubah-ubah.
· Power Management Setup: Semakin canggih mekanisme penghematan energi, semakin membingungkan pilihan manajemen power-nya.
BIOS juga dapat rusak, misalnya penggunaan yang lama (masa pakai), penggunaan yang salah, atau terkena serangan virus seperti virus CIH. BIOS sebenarnya dapat diperbaiki meskipun memerlukan resource lain, BIOS dapat di update firmwarenya (flashing). Proses perbaikan BIOS dapat dilakukan dengan melakukan pengkopian flash BIOS yang rusak pada Motherboard yang identik dan sejenis. Flashing atau Update dapat berupa software yang dijalankan pada mode DOS dan lakukan setup software flashing yang didapatkan dari website Motherboard bersangkutan.
BIOS, ibarat Pedang Bermata Dua
BIOS ibarat pedang bermata dua. Jika dapat mengoptimalkannya, maka akan dapat diperoleh peningkatan kinerja yang luar biasa. Namun sebaliknya, jika pengaturan BIOS kurang tepat, maka kinerja yang tinggi dan stabilitas komputer mungkin hanyalah sebatas angan-angan. Bahkan mungkin BIOS akan macet, artinya komputer tidak dapat digunakan lagi. Jadi berhati-hatilah.
BIOS (Basic Input Output System), periferal komputer yang langsung berkomunikasi dan bertugas mengatur perangkat keras komputer. Disimpan pada sebuah chip yang lebih dikenal sebagai ROM (Read Only Memory) BIOS dan bukan murni perangkat keras (hardware). Namun penggabungan antara perangkat keras dan lunak. Istilah teknisnya adalah firmware.
Sebelum PC bekerja sebuah program kecil harus dijalankan terlebih dahulu untuk membangunkan PC, memeriksa status hardware, dan mengatur hubungan antar periferal. Setelah itu, PC dapat berfungsi dengan benar dan mendukung pengiriman data pada hardware setelah sistem operasi dijalankan. Program kecil tersebut adalah BIOS.
  1. Peran BIOS
Salah satu peran utama BIOS, me-load sistem operasi. Pada saat menyalakan komputer, processor bekerja mengambil data dengan instruksi dari BIOS, karena BIOS lah yang menyediakan instruksi pengambilan data. BIOS menyediakan sejumlah rutin low level yang digunakan sistem operasi untuk berkomunikasi dengan hardware seperti keyboard, kartu grafis, port serial dan paralel, hard disk, penanda waktu (Real Time Clock - RTC), dan sebagainya.
Rutin low level yang lebih dikenal dengan Intrerrupt Handler bertugas sebagai penerjemah komunikasi antara komponen hardware dan sistem operasi. Umumnya untuk mempercepat akses, rutin interrupt handler disalin atau di-shadow ke RAM.
Semua informasi mengenai BIOS, interrupt handler, identitas dan konfigurasi hardware yang terpasang disimpan dalam suatu chip Complementary Metal Oxide Semiconductor (CMOS). Setup BIOS menyediakan informasi detail mengenai sistem dan dapat dimodifikasi jika diperlukan. Untuk menjaga agar informasi tetap tersimpan, chip CMOS membutuhkan daya listrik yang diambil dari sebuah baterai.
Pada saat komputer dihidupkan BIOS akan memeriksa validitas setup BIOS. Setelah itu me-load interrupt handler dan driver serta melakukan inisialisasi register dan power management. Kemudian memeriksa keberadaan kartu grafis dan sekaligus mengaktifkan BIOS kartu grafis agar processor dan memori kartu grafis diaktifkan.
Langkah selanjutnya BIOS memeriksa apakah proses yang terjadi merupakan cold boot atau warm boot. Jika yang terjadi adalah cold boot, BIOS akan memeriksa RAM dengan melakukan operasi baca dan tulis pada setiap alamat memori. Kemudian memeriksa port PS/2 atau USB untuk mencari keyboard dan mouse. Selanjutnya BIOS memeriksa bus Peripheral Component Interconnect (PCI) dan memeriksa kartu yang terpasang.
Langkah selanjutnya BIOS mengatur Interrupt Request (IRQ), alamat I/O, Direct Memory Access (DMA) dan resource lainnya untuk berkomunikasi dengan processor atau memori utama. Tugas ini cukup berat mengingat resource yang tersedia terbatas, sedangkan jumlah periferal yang ditangani tidaklah sedikit.
Setelah berhasil mengatur semua resource yang tersedia, BIOS kemudian menampilkan beberapa detail mengenai sistem. Informasi yang ditampilkan biasanya mencakup processor, drive floppy dan hard disk, memori, tanggal dan revisi BIOS, kartu grafis, kartu SCSI, dan sebagainya.
BIOS kemudian mencari urutan media simpan yang digunakan untuk boot pada setup CMOS dan memanggil sebuah program kecil yang disebut Bootstrap Loader, yang berfungsi untuk memanggil dan mempersiapkan sistem operasi yang sebenarnya, entah itu DOS, Windows, Linux, dan sebagainya. Jika bootstrap loader tidak ditemukan, BIOS mencoba media selanjutnya. Jika semua media telah dicoba dan BIOS tetap tidak dapat menemukan bootstrap loader, BIOS kemudian menampilkan pesan kesalahan. Jika bootstrap loader ditemukan, kendali proses diserahkan kepada bootstrap loader.
Setelah sistem operasi berhasil di-load dan dijalankan, kemudian BIOS menjadi perantara antara hardware dan software yang dikenal dengan istilah BIOS Run Time Services.
Dengan demikian BIOS merupakan periferal yang sangat vital. BIOS dapat dianalogikan sebagai jantung komputer yang bertugas memberikan suplai kehidupan pada semua perangkat yang terpasang pada komputer, baik perangkat keras maupun perangkat lunak. Tanpa BIOS, komputer hanyalah seonggok barang rongsokan yang tidak dapat digunakan dan memboroskan tempat saja. Windows dan Linux tidak lebih hanyalah sebagai nama saja. PC multimedia dan multi fungsi hanyalah impian semata.
2. Identifikasi BIOS
Setiap BIOS mempunyai nomor seri yang menunjukkan tanggal dan versi BIOS, jenis motherboard, chipset, dan informasi lainnya. Seri BIOS ini dapat dikenali pada saat proses booting, umumnya pada pojok kiri bawah layar monitor.
Saat ini BIOS yang paling banyak digunakan adalah AWARD BIOS dan AMI BIOS. Masing-masing BIOS mempunyai pengaturan menu dan konfigurasi yang belum tentu sama, namun sebagian besar memiliki fungsi yang sama, hanya mungkin berbeda istilah saja. Untuk itu sangatlah penting membaca dan memahami dahulu petunjuk pada buku manual motherboard yang digunakan.
BIOS ibarat pedang bermata dua. Jika dapat mengoptimalkannya, maka akan dapat diperoleh peningkatan kinerja yang luar biasa. Namun sebaliknya, jika pengaturan BIOS kurang tepat, maka kinerja yang tinggi dan stabilitas komputer mungkin hanyalah sebatas angan-angan. Bahkan mungkin BIOS akan macet, artinya komputer tidak dapat digunakan lagi. Jadi berhati-hatilah.
Untuk mengatur konfigurasi pada BIOS, tentunya harus masuk ke menu BIOS terlebih dahulu. Perintah untuk masuk ke menu BIOS berbeda-beda, tergantung pada BIOS yang digunakan. Untuk BIOS AWARD dan AMI umumnya dengan menekan tombol Delete pada saat dilakukan pengujian memori ketika booting. Alternatif kombinasi tombol lainnya adalah [F1], [F2], [F10], [F12], ESC, CTRL+ESC, CTRL+ALT+S, CTRL+ALT+ESC, dan CTRL+ALT+INS.
Setelah itu akan ditampilkan menu pengaturan BIOS. Menu ini sudah diatur sedemikian rupa dikelompokkan sesuai dengan jenisnya. Misalnya Main berisi informasi mengenai waktu, memori dan media simpan yang terpasang. Menu Advanced berkaitan dengan informasi penting untuk mengatur kecepatan dan stabilitas sistem, dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pemakai dalam mengatur konfigurasi BIOS. Untuk lebih rincinya, dapat dibaca pada buku manual motherboard yang digunakan.
Untuk berpindah ke menu atau pilihan lain biasanya digunakan tombol panah, tombol plus dan minus, atau tombol PgUp dan PgDn. Di sini, penggunaan mouse tidak berlaku. Sedangkan untuk memilih atau membuka menu atau pilihan digunakan tombol Enter. Untuk mengganti sebuah setting, cukup tekan Enter dan sebuah jendela pilihan akan muncul. Untuk kembali ke menu sebelumnya dapat dilakukan dengan menekan tombol Esc.
Sekilas Tentang BIOS
Prosesor merupakan otak sebuah sebuah komputer yang mengeksekusi semua perintah-perintah yang ada. Prosesor bisa mengetahui kapan memori siap untuk dibaca dan ditulisi, berapa kecepatan kerja yang harus dipakai, drive apa yang saja yang terhubung pada PC tidak lain yakni dengan sebuah perangkat yang bisa mengendalikan semua itu yaitu BIOS.
Basic Input Output System (BIOS) merupakan firmware atau software kecil yang diisikan pada sebuah chip untuk mengatur dan mengkonfigurasikan sistem PC. Ia pengatur dan pengendali kerja sistem komputer saat pertama kali hendak bekerja, sebelum masuk kesistem operasi.
Pada sistem operasi berbasis 32-bit atau di atasnya seperti Window 95 atau yang lebih baru, BIOS lebih banyak dibutuhkan saat sistem melakukan booting awal. Setelah sistem masuk ke sistem operasi, BIOS tidak berperan terlalu banyak karena sebagian besar tugasnya sudah diambil alih oleh sistem operasi.
Secara lengkap, BIOS pada motherboard modern memiliki tugas antara lain:
1. Mendeteksi dan melakukan konfigurasi perangkat-perangkat media penyimpan standar yang biasanya dimiliki sebuah PC. Perangkat-perangkat ini misalnya harddisk, drive optik,floppy drive, dan lain-lain.
2. Melakukan Power On Self Test (POST) untuk mendeteksi, apakah perangkat-perangkat vital sudah terinstal dengan benar pada sistem PC.
3. Mendeteksi dan menentukan letak sistem oprasi yang terpasang pada PC.
4. Melakukan pengaturan waktu secara real time. waktu yang diatur pada BIOS ini nantinya juga akan digunakan pada sistem oprasi.
5. Melakukan konfigurasi memori utama maupun memori cache yang terdapat pada sistem.
6. Mendeteksi dan melakukan pengaturan untuk port-port yang terpasang pada motherboard PS/2, USB, Port Paralel, Port Serial, dan lain-lain.
7. Mendeteksi dan melakukan pengaturan frekuensi kerja yang dipakai pada prosesor, termasuk mendukung beragam tipe prosesor yang mungkin digunakan PC.
8. Melakukan seleksi dan pengaturan untuk fitur-fitur khusus yang ada pada motherboard seperti koreksi kesalahan memori, perlindungan antivirus, dan sebagainya.
9. Melakukan pengaturan untuk fitur-fitur tambahan yang dikerjakan oleh chip-chip tambahan sepeti audio, jaringan, SATA, RAID, dan lain-lain.
10. Mendeteksi dan memonitor untuk fitur-fitur vitalseperti suhu prosesor, kecepatan kipas prosesor, dan tegangan yang digunakan.
11. Melakukan pengaturan tenaga untuk sistem PC.
12. Mendeteksi dan mengatur urutan pencarian perangkat untuk booting awal.
13. Melakukan proteksi untuk keamanan PC.
Dalam melakukan pekerjaannya, BIOS tidak bekerja sendiri. Pada motherboard modern, paling tidak ada 2 komponen lain yang bekerjasama dengan BIOS ini yaitu baterai CMOS (Complementary Metal-Oxid Semiconductor) dan memori CMOS. Dua komponen ini punya tugas yang jelas dan berhubungan satu dengan yang lain.Chip CMOS bertugas menyimpan semua pengaturan yang dilakukan oleh pengguna. Agar pengaturan-pengaturan pada BIOS dapat terus tersimpan dalam chip CMOS yang menggunakan memori NVRAM/TC (Non Volatile RAM/Real-Time Clock) dibutuhkan suplai arus listrik yang tak terputus. Disinilah fungsi baterai CMOS yang bertugas menyuplai arus terus menerus sehingga pengaturan BIOS yang telah dibuat pada chip CMOS tidak hilang.
Chip CMOS sendiri bentuknya beragam. Jika pada generasi pentium-III atau sebelumnya bentuknya mirip dengan IC yang beredar, saat ini chip CMOS bentuknya lebih ramping dan biasanya hanya berbentuk bujur sangkar dengan ukuran yang sangat kecil. Meski ukurannya kecil, rata-rata chip CMOS pada motherboard modern berisi program BIOS dengan kapasitas 4 MB. Sementara, baterai CMOS yang banyak dipakai umumnya berbentuk bundar pipih terbuat dari lithium dari tipe CR2032 yang cukup tahan bekerja hingga ribuan jam. Baterai jenis ini dapat diganti dengan mudah bila kemampuannya sudah menurun atau habis. Beberapa motherboard tidak menggunakan baterai dari jenis seperti ini tetapi menggunakan baterai CMOS yang tertanam mati pada motherboard, dengan masa pakai sekitar 10 tahun atau lebih, tergantung pemakaian. Namun pemakaian baterai tanam sudah jarang digunakan. Baterai jenis ini sengaja digunakan dengan asumsi pemakaian motherboard tidak akan lebih dari 10 tahun. Namun, bila baterai jenis ini bermasalah, sulit untuk menggantinya, kecuali membeli motherboard yang baru. Bila baterai CMOS tidak bekerja dengan baik, bisa dipastikan pengaturan-pengaturan yang dibuat pada BIOS akan terganggu, atau bahkan hilang sama sekali. Indikasi pertama gagal berfungsinya baterai biasanya ditandai dengan kacaunya penanggalan. Pada motherboard modern jika ada gangguan pada baterai CMOS ini, sistem akan melakukan peringatan agar baterai segera diganti. Namun, saat baterai diganti, berarti chip CMOS tidak mendapatkan arus sama sekali.
Dalam keadaan seperti ini, pengaturan BIOS yang telah ada sebelumnya akan hilang dan sistem kembali pada setting default alias konfigurasi BIOS yang diberikan dari pabriknya.
sumber : PCplus panduan
Pengaturan BIOS
Program BIOS adalah program kontroler standard yang terpasang dalam motherboard. Program ini disimpan dalam chip IC yang disebut ROM (read only memory) dan selalu bekerja mengontrol hardware yang terapsang pada motherboard meskipun komputer tidak dipakai (dimatikan). Hal ini dimungkinkan oleh adanya batere kecil yang terpasang pada motherboard. Orang sering menyebut chip IC ini dengan sebutan IC ROM BIOS.
Pada saat selesai merakit komputer, program ini harus diatur sesuai dengan jenis-jenis peralatan elektronik yang akan dihubungkan dengan motherboard.
Dengan demikian selanjutnya setiap saat program BIOS selalu mengontrol perangkat keras yang terpasang meskipun komputer anda matikan. Kontrol setiap saat ini memungkinkan komputer selalu siap pakai pada saat komputer anda nyalakan. Pada kondisi batere kecil lemah, biasanya peengaturan pada program BIOS ini hilang, sehingga anda sulit mempergunakan komputer. Anda harus kembali mengatur ulang program BIOS seperti yang anda lakukan pada waktu merakit komputer.
Untuk mengatur program BIOS, anda pertama harus menyalakan komputer. Lakukanlah langkah-langkah berikut ini.
Masukan kabel listrik dari CPU ke jala-jala listrik rumah anda.
Aturlah saklar power yang terdapat pada CPU dan Monitor ke posisi ON. Tunggulah beberapa saat sampai di layar monitor muncul sebuah tampilan, perhatikan dibagian bawah layar akan tertulis "Press Del for setting or Esc for cancel", sebelum tampilan tersebut menghilang dari layar monitor, anda harus segera menekan tombol Del yang terdapat pada keyboard.
Sekarang anda akan melihat tampilan program BIOS di layar monitor. Pilihlah perintah "autodetect hardisk" dengan menggerakan tombol panah yang ada di keyboard ke atas atau ke bawah, dan tekan tombol "Enter". Maka komputer akan secara otomatis mendeteksi jenis hardisk yang terpasang pada CPU, bila ada tampilan baru yang berisi keterangan ukuran hardisk tekan tombol "Y" dan tekan "Enter". Bila tampil lagi sebuah tampilan di layar monitor dan tidak berisi keterangan apa-apa, tekanlah tombol "Y" dan "Enter".
Setelah selesai, tekan tombol "Esc" agar tampilan berubah ke tampilan semula. Kemudian pilihlah perintah pertama (tertulis paling atas) dengan cara menekan tombol panah ke atas, setelah perintah pertama terpilih, tekanlah tombol "Enter" yang ada pada keyboard.
Tampilan akan segera berubah dan memberikan tampilan baru yang isinya adalah keterangan tanggal, bulan dan tahun serta waktu (jam, menit dan detik). Kemudian keterangan ukuran hardisk, CD ROM, flopy drive, monitor dan keyboard yang terpasang ke CPU komputer tersebut. Aturlah tiap keterangan tersebut, kecuali keterangan hardisk tidak perlu diedit karena sudah dituliskan secara otomatis pada waktu anda mengoperasikan perintah "autodetect hardisk". Tanggal, bulan dan tahun serta waktu diatur agar sesuai dengan tanggal, bulan, tahun dan waktu saat anda merakit komputer. Pengaturan ini penting karena akan mempengaruhi kinerja software yang akan anda terapkan nantinya.
Komputer sangat tergantung kepada pengaturan waktu ini saat beroperasinya. Untuk melakukan pengaturan tersebut anda cukup mempergunakan tombol "Tab" dan panah atas bawah yang terdapat pada keyboard. Setelah selesai tekan tombol "Esc", agar tampilan berganti dengan tampilan semula. Kemudian pilihlah perintah berikutnya dengan menggerakan tombol panah, dan tekanlah tombol "Enter". Setelah berganti, tekanlah tombol "F6" agar pada tampilan tersebut pengaturannya dilakukan secara otomatis sesuai dengan standar pabrik. Lakukan hal yang sama pada perintah-perintah lainnya, kecuali perintah "autodetect hardisk" tidak perlu anda atur kembali. Pilihlah pada terakhir kali, perintah "Save setting to ROM", tekan tombol "Enter" dan "Y", tunggulah beberapa saat agar komputer secara otomatis memasukan pengaturan anda tadi ke dalam chip ROM BIOS. Setelah selesai, tampilan akan berubah dan pada tampilan berikutnya anda akan mendapatkan keterangan di layar monitor bahwa komputer rakitan anda tersebut sedang mendeteksi memori secara otomatis, dan apabila selesai mengecek memori, maka komputer akan segera membaca floppy drive dan hardisk.
Karena anda masih belum memasukan disket sistem operasi (DOS atau Startup Windows 95 atau Windows 98) ke floppy drive dan hardisk belum berisi sistem operasi, maka di layar monitor akan muncul keterangan "Insert Operating Disk in drive A" atau perintah sejenis yang maksudnya agar anda memasukan disket berisi sistem operasi ke dalam floppy drive. Masukanlah disket sistem operasi anda, dan tekan tombol "Enter" maka komputer akan segera membaca sistem operasi dan mengolahnya sehingga tampilan di layar monitor akan segera berubah dan menampilkan keterangan "Starting Windows 98 ......". Setelah komputer selesai membaca sistem operasi, dilayar monitor akan tampil gambar Windows 98 sebentar dan segera muncul "promt" A. Artinya komputer siap bekerja dengan membaca program aplikasi dari flopy drive A. Sedangkan hardisk belum bisa dipergunakan karena belum di"format".
Dari langkah nomor 4 anda telah menyelesaikan pengaturan program BIOS sekaligus mengetahui komputer sudah dapat bekerja dengan baik yaitu dapat mengenal hardisk, flopy drive ataupun CD ROM drive.
Dari langkah ini juga anda mengetahui bahwa komputer rakitan anda sudah dapat membaca program sistem operasi yang terdapat dalam disket yang anda masukan ke flopy drive tadi. Langkah selanjutnya adalah menginstal program sistem operasi dan program aplikasi ke dalam harddisk. Komputer anda jangan dimatikan dulu. Keluarkanlah disket dari floppy drive.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar